HKTI Sultra Dukung Penuh Pengentasan Pendidikan Anak Nelayan

Kendari, SATUSULTRA – Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO serta dosen dan mahasiswa FPIK UHO tidak bekerja sendiri dalam meningkatkan pendidikan anak nelayan di Sultra. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sultra mendukung penuh hal itu.

Bendahara Umum HKTI Ir.Hj.Rezki Bauna yang mewakili ketua umum HKTI Sultra Brigjen (Purn) Andi Sumangerukka, mengatakan progam pengabdian pada masyarakat kerjasama HKTI dan UHO yang didukung oleh IKA FPIK dan FPIK UHO itu sebagai inovasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

HKTI melihat anak-anak nelayan sebagai bagian generasi muda bangsa yang harus mendapat kesetaraan dalam pendidikan untuk menjamin masa depan yang lebih baik. Karena itu, HKTI Sultra memberikan dukungan kepada IKA FPIK dan FPIK UHO untuk meningkatkan pendidikan anak nelayan yang putus sekolah.

Tim HKTI, IKA FPIK UHO dan PPS DJPT KKP Kendari saat berdiskusi mengenai Pendidikan luar kelas PKBM Anak Pesisir. (foto : IKA FPIK UHO)

Hal tersebut ditunjukkan melalui bantuan pendanaan oleh HKTI Sultra saat sosialisasi IKA dan FPIK UHO pada masyarakat nelayan di kelurahan Tondonggeu, Kota Kendari. Bahkan tim HKTI yang terdiri dari Ir.Hj.Rezki Bauna, M.Si, Dr.Wa Iba, Prof.Aris Badara, Prof.Ansharullah, Dr.Yusnaini dan Dr.Idrus Salam juga hadir sebagai narasumber saat sosialisasi.

Saat menjadi narasumber, Prof.Aris Badara menekankan pentingnya anak-anak nelayan menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.

“Pendidikan itu penting untuk mendukung dalam mencari pekerjaan ataupun sebagai bekal dalam menjalani pekerjaan yang sedang ditekuni agar menjadi lebih baik,” sebutnya

Perwakilan IKA FPIK UHO, Irdam Riani memberi apresiasi tinggi atas support yang diberikan HKTI Sultra dalam pengentasan pendidikan anak nelayan. Dukungan itu ungkapnya merupakan bukti sinergitas yang baik lintas sektor untuk mendukung upaya pemerintah pada program wajib belajar 13 tahun.

“Hasil identifikasi kami pada tiga kelurahan yakni Lapulu, Puday dan Tondonggeu, terdapat 70 anak putus sekolah di tingkat SMP dan SMA. Mereka itu adalah anak nelayan, anak yang bekerja membantu orang tua melaut atau membongkar dan mengangkut ikan di pelabuhan,” jelasnya.

para anak nelayan yang putus sekolah ini akan mengikuti kelas pendidikan luar sekolah di PKBM Anak Pesisir. (foto : IKA FPIK UHO)

Ketua Pengelola PKBM Anak Pesisir Hendra. S.Pd, M.Geo turut memberi apresiasi atas atensi HKTI Sultra. Menurutnya kepedulian HKTI Sultra menjadi awal yang baik untuk keberlangsungan pengentasan pendidikan 13 tahun anak nelayan di Sultra.

“Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama dari HKTI Sultra sehingga sosialisasi dan pendaftaran belajar luar kelas  bagi anak nelayan putus sekolah dapat diselenggarakan di Kelurahan Tondonggeu,” ungkap Hendra. (*)

reporter : Indri

Please follow and like us:
Pin Share

Komentar