Kendari, SATUSULTRA – Tim dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo (UHO) merangkul pekerja perempuan cleaning service dan pemilik kantin di lingkup kampus UHO. Mereka diberi pelatihan memanfaatkan limbah kepala udang yang diolah menjadi tepung sebagai bahan pembuatan amplang dan pempek yang renyah dan gurih.
Ketua tim dosen, Dr.Ir.Asnani,M.Si mengatakan menggandeng perempuan pekerja cleaning service dan pemilik kantin di UHO sebagai mitra binaan, karena melihat mereka masih membutuhkan pembinaan dan motivasi untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Salah satu caranya melalui pelatihan keterampilan membuat produk yang diminati konsumen.
Ia menjabarkan, usaha amplang dan pempek dari tepung kepala udang merupakan peluang usaha menjanjikan yang dapat dilakukan oleh kelompok perempuan. Kedua produk itu dapat menjadi kuliner baru yang dipasarkan di kota Kendari, maupun Sultra.
Dr.Asnani mengatakan, dipilihnya tepung kepala udang sebagai bahan alternatif membuat amplang dan pempek, karena Kepala udang merupakan hasil samping yang potensial. Selain bergizi dan mengandung
komponen yang menyehatkan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan kepala udang dalam bentuk kaldu maupun tepung dapat meningkatkan nilai sensori produk pangan.
“Selain itu, kepala udang di Kota Kendari masih dianggap limbah pabrik pembekuan udang dan pemanfaatannya belum maksimal,” kata Lektor Kepala ini, Minggu (22/10/2023).
Untuk memastikan pelatihan terhadap mitra sukses, tim dosen FPIK UHO yang terdiri dari Dr.Ir.Asnani, M.Si, Dr.Ir.Andi Besse Patadjai, M.Sc, Irdam Riani, S.Pi,M.Si, Sarini Yusuf, S.Pi.,M.Si, Rosmawati, S,Pi, M,Si, Wa Jali, S.Pi,M.Si dan Desy Sriwulan, S,Pi, M,Si, membagi pelatihan menjadi tiga tahap yakni sosialisasi, pelatihan pembuatan amplang dan pempek berbahan tepung kepala udang, dan tahap pelatihan promosi produk.
Para pengelola kantin dan petugas cleaning service yang menjadi mitra tim dosen ungkap Dr.Asnani, berharap memperoleh pengetahuan memadai dalam pemanfaatan tepung kepala udang sebagai bahan pembuat penganan, serta pengemasan dan promosi yang lebih baik untuk menjamin produksi mereka dapat diterima dipasaran.
“Tim dosen memberikan solusi melalui pelatihan serta demo cara membuat amplang dan pempek dari tepung kepala udang, membangun jaringan pemasaran, mempromosikan produk secara kontinu agar konsumen mengetahui produk amplang dan pempek dari tepung kepala udang, serta merancang kemasan yang menarik dan aman sebagai kemasan makanan,” tandas Asnani. (*)
editor : Indri
Komentar