Jakarta, SATUSULTRA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama Partner Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) bertemu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, dan Staf Khusus Menteri Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Senin (20/6/2022).
CEO PT Vale Febriany Eddy, hadir bersama Komisaris Independen PT Vale Raden Sukhyar bersama jajarannya, serta manajemen Huayou yang dihadiri oleh Vice Chairman Fang Qixue hadir dalam pertemuan tersebut.
PT Vale menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah. Vale juga menyampaikan perkembangan investasi di Blok Pomalaa. Fang Qixue menyampaikan, jika Chairman Chen dan Febriany telah mengunjungi secara langsung area proyek Pomalaa beberapa waktu lalu.
“Huayou dan PT Vale memiliki filosofi yang sama, utamanya mengenai komitmen praktek bisnis yang berkelanjutan, mengutamakan pengelolaan lingkungan, sosial dan tata Kelola yang terbaik (“ESG”), dan spesifik untuk proyek di Pomalaa ini telah disepakati untuk menerapkan standart ESG kelas dunia.
Investasi untuk proyek ini sangat besar mendekati 5 miliar USD sehingga memerlukan dukungan kuat dari Pemerintah berupa kepastian investasi utamanya terkait perizinan,” ungkap Fang.
baca juga : PT Vale dan Huayou Teken Kerjasama Proyek HPAL Pomalaa
Pada kesempatan tersebut, Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto banyak menanyakan progress proyek PT Vale, tidak saja di blok Pomalaa namun juga di blok Bahodopi. “Berapa lama proyek ini akan selesai. Dukungan apa yang dibutuhkan dari Kemenko Perekonomian, khususnya area yang akan masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN),” ujarnya.
Airlangga Hartarto menyampaikan banyak mengetahui perkembangan proyek nikel di Indonesia. Ia mengakui peluang pengembangan nikel di tanah air sangat baik. Karenanya, ia menyampaikan agar pekerjaan yang sudah dimulai untuk proyek PT Vale, dapat dilanjutkan dan dipercepat.
CEO PT Vale Febriany Eddy menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Perekonomian. Ia menjelaskan rencana pengembangan di Blok Pomalaa, akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang telah teruji untuk memproses bijih kadar rendah, untuk menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun.
Dalam proyek ini, PT Vale dan Huayou sepakat dengan spesifikasi bijih yang memungkinkan optimisasi pemanfaatan bijih sehingga prinsip konservasi mineralnya bisa dipastikan akan terjaga dengan baik. Hal ini selaras dengan komitmen perseroan pada keberlanjutan. Saat ini serangkaian kegiatan untuk proyek ini sedang berjalan.
“Pada kerjasama ini kami berkomitmen untuk meminimalkan jejak karbon proyek. Makanya di Blok Pomalaa nantinya tidak akan ada penggunaan batubara, itu sudah menjadi komitmen dekarbonisasi,” tuturnya.
Dalam pertemuan itu pula, Febriany Eddy berharap dukungan dari Kemenko Perekonomian agar proses pembangunan proyek PT Vale di Blok Pomalaa bisa berjalan dengan baik. Serta, memohon dukungan agar proses negosiasi Kontrak Karya (KK) PT Vale dapat berjalan dengan baik. PT Vale akan fokus untuk menjalankan komitmen dan kewajiban-kewajiban perseroan.
Sebelumnya, Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) bersama CEO PT Vale Febriany Eddy bertemu dengan Bupati Kolaka Ahmad Safei dan juga mengunjungi lokasi proyek diantaranya pelabuhan, area penambangan, dan rencana area HPAL Plant, pada 9 Juni 2022.
Chairman Chen dan rombongan secara khusus terbang dari Zhejiang, China, dan mendarat di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Pada kunjungan ini, PT Vale dan Huayou kembali mempertebal komitmen dan soliditas, agar proyek di Blok Pomalaa segera terealisasi, dan beroperasi dengan semangat keberlanjutan. Bupati Kolaka menyampaikan dukungan untuk memastikan kelancaran investasi ini. (lin)
Komentar