Kolaka, SATUSULTRA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka terus fokus mencegah dan menurunkan stunting. Setelah melakukan aksi dua konvergensi, kini Pemkab Kolaka melaksanakan Rembuk Stunting di salah satu hotel Kolaka, Rabu (19/6/2024). Kegiatan yang mengangkat tema Bangun Kolaka, Melalui kolaborasi, Turunkan Stunting, SDM Unggul, Indonesia Maju ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan komitmen bersamaa dengan Stakeholder dan dunia usaha.
Pj Bupati Kolaka H Andi Makkawaru mengatakan, stunting merupakan salah satu program prioritas nasional yang harus didukung secara bersama, karena sangat erat kaitannya dengan investasi sumber daya manusia. Hal itu sesuai dengan terbitnya perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang rencana aksi nasional penurunan angka stunting, menjadi pedoman dan panduan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga level desa untuk melaksanakan upaya penurunan stunting terintegrasi .
“Memasuki tahun ke lima Kolaka menjadi salah satu kabupaten prioritas penanganan stunting dari 514 kabupaten/kota. Banyak hal yang sudah kita lakukan baik berupa aksi konvergensi melalui program atau kegiatan lintas sektor dan lintas program serta penguatan pelaporan dan juga penilaian kinerja,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, pemerintah pusat telah mencanangkan target optimis prevalensi stunting sebesar 14 persen. Kondisi saat ini berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 capaian prevalensi stunting nasional masih 21,5 persen, provinsi sulawesi tenggara sebesar 30 persen sedangkan kabupaten kolaka sebesar 23,8 persen. Jika disandingkan dengan prevalensi stunting tahun 2022, terjadi peningkatan sebesar 1,2 persen, namun masih berada pada posisi terendah di Sulawesi Tenggara.
“Melalui kesempatan ini saya mengajak semua komponen yang terkait, untuk lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting melalui kerja nyata, kerja cerdas, kerja tuntas dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi serta lembaga lainnya,” paparnya.
Ia berharap, seluruh camat agar memfasilitasi dan mengkoordinir desa dan kelurahan, serta memastikan bahwa kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting terlaksananya dengan maksimal. “Saya juga berharap kepala desa dan lurah, petugas kesehatan, kader stunting untuk melakukan penelusuran untuk mencari bayi dan balita yang berpotensi stunting untuk ditangani bersama,” tandasnya. (*)
Repoter : Indri
Komentar