Kendari, SATUSULTRA – Potensi Sumberdaya laut pesisir di Sulawei Tenggara belum dikembangkan secara masif. Salah satu diantaranya adalah kerang coklat (Modiolus sp). Selama ini, produksi kerang coklat hanya mengandalkan hasil penangkapan di alam. Cara tersebut tidak dapat menjamin keberlanjutan dan jumlah produksi yang konstan untuk kebutuhan konsumsi.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo (UHO) Yusnaini mengatakan hal tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui budidaya kerang coklat. Namun sayangnya, masyarakat belum banyak mendapat informasi mengenai pengetahuan dan bahan serta peralatan untuk budidaya kerang coklat.
Hal itu kata Yusnaini yang mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Kegiatan yang dibiayai oleh PKMI-PPs UHO tahun 2024 ini dilaksanakan oleh para dosen yakni Yusnaini, Latifa Fekri, Indriyani Nur, Muhammad Idris, Hasan Eldin, Dewi Nurhayati dan mahasiswa Program Pasca Sarjana (PPS) UHO.
Secara teknis, dosen yang akrab disapa Pak Yus ini, menjelaskan, PKM diawali dengan pengenalan kerang coklat, kemudian dilakukan bimbingan teknis dan penyediaan media pemeliharaan. Setelah siap, dilanjutkan dengan penebaran dan pemeliharaan kerang coklat.
“Selama pemeliharaan tidak diberi pakan, kerang dapat menyaring makanan dari substrat dan badan air. Panen selektif dilakukan untuk sebagai konsumsi manusia atau untuk kebutuhan pakan lobster,” jelasnya, Jumat (22/11/2024).
PKM tersebut disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Desa Tapulaga. Kades Tapulaga Marhaban mengatakan dengan dikenalkannya budidaya kerang coklat pada mereka, membuat komoditas perikanan di daerahnya semakin bertambah. Hal tersebut diamini Ketua Kelompok Pembudidaya Bakring.
“Dengan adanya Pengabdian masyarakat dari Pasca Sarjana UHO ini, membuat diversifikasi komoditas budidaya laut di desa kami semakin tinggi,” ungkap Bakring. (*)
Reporter : Indri
Komentar