Luwu Timur, SATUSULTRA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terus berkomitmen tak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga tanggung jawab sosialnya. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah operasi.
Sebagai langkah awal, PT Vale bersama Yayasan Pendidikan Sorowako (YPS) melakukan pengembangan sekolah-sekolah yang berada di lima desa yaitu Rante Angin, Loeha, Bantilang, Masiku dan Tokalimbo melalui pembinaan dari Sekolah Umum YPS dan bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Timur, serta PT Vale Indonesia.
Jenis kegiatan pengembangan sekolah ini diawali dengan melakukan observasi ke 15 sekolah (TK-SMA), kemudian dilakukan pelatihan merujuk pada hasil asesmen. Melalui program Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan se-Loeha Raya, PT Vale bertekad untuk membantu mengembangkan sekolah-sekolah di Loeha Raya.
Pelatihan yang berlangsung Senin (13/05/2024) hingga Jumat (17/ 05/2024) ini diikuti 36 guru yang mewakili sekolah tingkatan TK-SMA se-Loeha Raya dan dimentori langsung oleh sembilan guru YPS yang juga merupakan kepala sekolah YPS. Sekolah yang mendapatkan pendampingan terdiri dari tujuh Taman Kanak-Kanak (TK), lima SD, SMP, dan satu SMA.
Director External Relations PT Vale, Endra Kusuma mengatakan, sejalan dengan nilai-nilai PT Vale untuk meningkatkan kualitas masyarakat, program pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas para tenaga pendidik khususnya yang ada Loeha Raya.
Apalagi, kata dia, program ini mengedukasi tenaga pendidik agar dapat menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), meningkatkan kapasitas pendidik melalui pelatihan dan workshop merancang pembelajaran dan penilaian berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang mendorong siswa harus mampu berpikir kritis dan kreatif (critical thinking dan creativity). Serta siswa mampu menyelesaikan masalah (problem solving).
“Kolaborasi aktif antara PT Vale dengan berbagai pihak, termasuk guru di sekolah-sekolah, bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman guna memajukan dunia pendidikan. Untuk itu kami berharap semoga pelatihan memberikan manfaat besar bagi tenaga pendidik dan mengimplementasikannya ke siswa-siswi mereka,” harapnya.
Endra Kusuma mencontohkan keberhasilan kolaborasi ini melalui perjalanan YPS, yang telah menjadi prototipe bagi sekolah-sekolah lainnya di daerah, khususnya di Luwu Timur. Dukungan dari PT Vale dan berbagai pihak telah membantu YPS untuk menjadi teladan dalam inovasi pendidikan dan peningkatan kapasitas guru, khususnya di Luwu Timur.
Salah seorang peserta pelatihan yang juga Kepala SDN 279 Rante Angin, Sungi menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara atas pelayanan terbaik yang diberikan kepada peserta.
“Pelatihan sepekan ini membawa sudut pandang baru, khususnya bagi kami (para guru) yang berasal dari seberang Danau Matano. (Pelatihan) ini memberi keyakinan bahwa manfaat yang kami peroleh akan berkelanjutan dan memiliki tindak lanjut yang berarti, tidak hanya berakhir di sini,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan oleh, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Towuti, Desa Bantilang, Murniati Yani menyampaikan rasa terima kasih.
“Saya berterima kasih yang tak terhingga kepada Tim jajaran YPS dan PT Vale yang telah memfasilitasi kami dengan luar biasa, kami sangat terbantu dalam meraih ilmu,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Sekolah Umum YPS, Sulhaeni mengatakan, tanggung jawab mereka sebagai pendidik adalah untuk berbagi apa yang dimiliki, termasuk dalam pembentukan standar observasi terhadap sekolah itu sendiri.
“Proses observasi ini menjadi kunci dalam menentukan kisi-kisi kurikulum, kepemimpinan sekolah, dan pengembangan siswa sebagai bagian integral dari sekolah,” ujarnya.
Sulhaeni juga menekankan pentingnya transformasi digital dalam pendidikan, yang telah mereka bagikan kepada peserta pelatihan. Dukungan dari PT Vale menjadi modal utama dalam memastikan proses akreditasi sekolah-sekolah di jenjang TK, SD, SMP, SMA, mengikuti jejak YPS yang telah berhasil mencapai akreditasi A.
“Kami siap berbagi pengalaman dan mendampingi sekolah-sekolah lainnya dalam proses akreditasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah,” paparnya.
PT Vale Kenalkan Penerapan Good Mining Practices ke Tenaga Pendidik Loeha Raya
Tak hanya memberikan materi di dalam ruangan, peserta guru juga berkesempatan melihat langsung proses belajar-mengajar dan fasilitas TK-SMA yang ada di Yayasan Pendidikan Sorowako. Peserta bahkan diajak mengunjungi Taman Kehati (Keanekaragaman Hayati) Sawerigading Wallacea. Hal ini tentu sebagai upaya edukasi dan memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat langsung proses pembibitan dan perawatan tanaman sebelum siap untuk ditanam.
PT Vale memperkenalkan penerapan good mining practices ke tenaga pendidik, agar mereka setelah kembali bisa mendapatkan pengetahuan tentang penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), bagaimana mengajarkan siswa berkarakter dengan belajar dari lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan prinsip PT Vale yang mengedepankan 3P (Profit, People, Planet).
Kepala Sekolah SDN 273 Masiku, Surianto menyampaikan kesannya usai mengunjungi Taman Kehati PT Vale. Dia mengatakan telah mendapat pandangan yang memukau tentang persiapan untuk penanaman kembali bibit-bibit di lokasi tambang. Selain itu, kunjungan ini disebutnya kesempatan yang langka.
“Melihat berbagai jenis tanaman yang disiapkan untuk penghijauan, termasuk buah-buahan, merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi kami. Inisiatif untuk mengembalikan kehidupan pada tanah yang tergundul dengan menanam kembali bibit-bibit dari Nursery adalah langka yang sangat positif,” katanya.
“Kami sangat menikmati kunjungan ini dan berharap akan ada kesempatan untuk belajar lebih lanjut tentang upaya-upaya PT Vale dalam menjaga lingkungan di masa yang akan datang. Semoga kunjungan seperti ini dapat terus berlanjut, dan kami dapat terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.
Director Environment & Permit Zainuddin menuturkan, sejak awal PT Vale telah menyiapkan lokasi Nursery untuk memastikan ketersediaan bibit secara berkelanjutan. Sehingga bisa mendukung program penghijauan kembali area bekas tambang. Selain itu juga ada Arboretum di Taman Kehati sebagai sarana edukasi bagi masyarakat mengenai berbagai macam pohon dan tanaman endemik di Sulawesi Selatan yang perlu kita lestarikan bersama.
“Upaya ini tidak hanya tentang mengembalikan lahan ke keadaan semula, tetapi juga tentang memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga lingkungan. Dia berharap melalui kunjungan ini para guru akan membantu menyebarkan pesan-pesan pelestarian lingkungan kepada anak-anak didik mereka,” tuturnya.
Zainuddin menambahkan, kesadaran lingkungan bukanlah sekadar ideologi, tetapi sebuah komitmen nyata yang harus dihayati dan diterapkan oleh semua pihak, termasuk perusahaan dan institusi pendidikan. Melalui kolaborasi seperti workshop ini, kita dapat membangun masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup kita.(*)
Komentar