Kolaka, SATUSULTRA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kerjasama dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited, untuk menggarap proyek smelter di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerangka kerjasama (Framework Cooperation Agreement/FCA) oleh CEO PT Vale, Febriany Eddy, CFO PT Vale, Bernardus Irmanto dan pimpinan Huayou, Xuehua Chen. Kedua pihak bersepakat untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa, pada Rabu (27/4). Penandatanganan tersebut disaksikan secara virtual oleh Presiden Komisaris PT Vale, Deshnee Naidoo.
PT Vale dan Huayou menyepakati tiga hal pokok yang terkait dengan proyek HPAL Pomalaa, yakni Huayou akan membangun dan melaksanakan proyek HPAL Pomalaa, dan PT Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30 persen saham proyek HPAL Pomalaa tersebut.
Kedua, proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun.
Ketiga, kedua perusahaan akan bekerjasama untuk meminimalkan jejak karbon proyek dan selanjutnya para pihak sepakat untuk tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara captive sebagai sumber listrik dalam bentuk apapun untuk pengoperasian proyek HPAL Pomalaa.
Selanjutnya, PT Vale dan Huayou akan menandatangani perjanjian-perjanjian definitif, paling lama enam bulan setelah penandatanganan FCA ini. Beberapa konstruksi yang telah dimulai melalui kegiatan pendahuluan yang dilakukan PT Vale akan tetap berjalan, bahkan dipercepat, dengan tujuan untuk menyelesaikan pembangunan dalam periode tiga tahun.
baca juga : Produksi Triwulan I Menurun, PT Vale Tetap Optimis Penuhi Target
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan PT Vale menghargai bahwa Huayou datang dengan agenda rendah karbon, bukan untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara. “FCA ini merupakan bukti keselarasan komitmen keberlanjutan kami yang sangat penting bagi PT Vale. Huayou telah membuktikan rekam jejaknya dalam konstruksi dan operasi HPAL di Indonesia. Kami yakin bahwa kedua pihak dapat menjadi pelengkap yang baik satu sama lain,” kata Febriany Eddy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/4) malam.
Sementara itu, Presiden Komisaris PT Vale Deshnee Naidoo menyatakan FCA ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen jangka panjang PT Vale untuk mengembangkan sumber daya nikel Indonesia yang berkelas dunia. “PT Vale berkomitmen untuk memperluas operasi di Indonesia dan mendukung masa depan negeri yang berkelanjutan sebagai perusahaan pertambangan yang terpercaya dan bertanggung jawab, menciptakan nilai dan peluang pada masyarakat di mana kami beroperasi,” jelasnya. (lin)
Komentar