Jakarta, SATUSULTRA – BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan di antaranya PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk mendukung rencana perubahan status Kontrak Karya PT Vale Indonesia Tbk (PTVI) menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Rencana ini akan memperkuat sinergi MIND ID dan PTVI dalam peningkatan nilai tambah komoditas nikel Indonesia di masa yang akan datang.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan, saat ini MIND ID memegang kepemilikan saham pada PTVI sebesar 20 persen. MIND ID menuntaskan transaksi pembelian saham PTVI pada 7 Oktober 2020. “Inisiatif tersebut merupakan bagian dari upaya MIND ID dalam rangka mengelola sumberdaya strategis Indonesia dan meningkatkan portolio serta hilirisasi komoditas nikel Perseroan,” ujarnya, Jumat (3/6/2022).
Pada kuartal 1 tahun 2022, PTVI mencatat kinerja yang positif dengan mencatatkan laba bersih sebesar 67,7 juta Dollar Amerika (USD), tumbuh 100,77 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 33,7 juta USD. Pada kuartal I tahun 2022 PTVI mencatatkan pendapatan sebesar 235,08 juta USD atau tumbuh 13,8 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun 2021 yang senilai 206,6 juta USD. Kinerja optimal PTVI turut berkontribusi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.
baca juga : Panen Raya Padi SRI Organik Binaan PT Vale di Kolaka, Terbukti Tingkatkan Produktivitas Petani
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengatakan PTVI terus berkomitmen melaksanakan tata kelola dan praktik operasional yang baik. Komitmen perusahaan terhadap environment, social dan governance (ESG) juga ditunjukkan dengan pemenuhan prinsip ICMM (International Council on Mining and Metals).
“PTVI memiliki cadangan nikel yang cukup besar dan telah melakukan hilirisasi nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan. PTVI juga sedang menginisiasi proyek pengembangan hilirisasi nikel di Blok Bahodopi dan Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara,” ungkap Febriany.
Komitmen keberlanjutan PTVI ditunjukkan dengan deklarasi Perusahaan terhadap komitmen untuk mencapai Net Zero Emission dari scope 1 dan scope 2 pada tahun 2050 atau lebih awal, selaras dengan ambisi Paris Agreement.
PTVI juga terus berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal sebagai bentuk nilai tambah keberadaan perusahaan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional. Hingga saat ini ungkap Febriany, PTVI sudah memperkerjakan 2.966 karyawan dengan presentase 86,6 persen merupakan dari Luwu Timur, dan sebanyak 99,7 persen karyawan yang bekerja di lingkungan perusahaan berasal dari Indonesia.
PTVI melaksanakan program-program pengembangan masyarakat dengan mengedepankan kemitraan 3 pilar yakni, Pemerintah, Masyarakat, dan Perusahaan. “Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM) menggunakan tiga skema yaitu Pembangunan Kawasan Pedesaan Mandiri (PKPM), Kemitraan Strategis dan Kontribusi Strategis,” tutur Febriany.
Program PKPM yang dikembangan perusahaan meliputi, penguatan 10 kawasan dengan target minimal 7 konsolidasi, 2 mandiri dan 1 berdaya saing. Lalu, 10 Badan Kerjasama Antara Desa (BKAD) dengan terciptanya 6 Bumdesma dan 4 Pusat Pertanian, fasilitas produksi pertanian, serta dibentuknya 2 desa wisata, dan konservasi pesisir laut.
“PTVI bersama pemerintah daerah juga sepakat menunjang industri agro-bisnis dan pariwisata. Hal ini diperkuat dengan hibah Bandara Sorowako kepada pemerintah dengan tujuan untuk pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya pariwisata,” urai Febriany.
Di bidang lingkungan kata Febriany, PTVI secara aktif menjaga kualitas air danau di komplek danau Malili yang berdekatan dengan areal tambang. Danau Komplek Malili terdiri dari tiga danau yang berada di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Tiga danau tersebut antara lain, Danau Matano, Mahalona, dan Danau Towuti.
PTVI juga melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Targetnya, 70 persen lahan akan direklamasi di tahun 2025. Perusahaan juga fokus pada penanaman pohon. “Sebanyak 3,7 juta pohon telah ditanam, di antaranya endemik Ebony (Diospyros celebica), Dengen (Dillenia serata), Kaloju (Caralia braciata), Mata kucing (Hopea celebica) dan jenis unggulan lokal. Total Rehabilitasi PTVI seluas 10.280 hektare dengan rincian 10.000 hektare di luar daerah operasional dan 280 hektare di dalam daerah operasional,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, PT Vale senantiasa terbuka dalam melaksanakan setiap kegiatannya, hal itu dapat diakses melalui kanal informasi perseroan termasuk website dan media social, juga baru-baru ini perseroan telah merilis laporan keberlanjutan yang dipublikasi melalui website di laman http://www.vale.com/indonesia/BH/sustainability/report-id/Pages/default.aspx
Juga sebelumnya perseroan mempublikasikan kontribusi selama 53 tahun
http://www.vale.com/indonesia/BH/sustainability/socioeconomic-contribution/Pages/default.aspx
“Sejak beroperasi lebih dari 53 tahun, perseroan sangat berkomitmen menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan, seperti yang disampaikan Presiden Direktur PT Vale dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait sekilas operasional Perusahaan dengan mengukur kinerja dari aspek 3P, yakni People, Planet and Profit. Hal itu sejalan dengan misi perseroan, yakni mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan,” tandas Febriany. (lin)
Komentar