Tegas Jadi Calon Gubernur, Tina Nur Alam Cari Wakil yang Diterima Masyarakat

Kolaka, SATUSULTRA – Tina Nur Alam menampik kabar yang “menjodohkan” dirinya dengan beberapa tokoh Sultra lainnya untuk kontestasi Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra). Terlebih menempatkan dirinya diposisi 02. Politisi Nasdem ini menegaskan tekadnya maju di Pilgub sebagai calon gubernur.

Hal tersebut diungkapkan wanita berjilbab ini saat Halal Bi Halal bersama masyarakat Kolaka di stadion Gelora Kolaka, yang dirangkaikan dengan Pamitan Yang Tertunda dari mantan Gubernur Nur Alam. Tina mengatakan dorongan yang ia terima dari masyarakat selama ini agar ia maju sebagai Gubernur. Ia diminta meneruskan tongkat estafet pembangunan Nur Alam melalui program Bahteramas jilid II.

“Memang dari awal saya punya niat untuk maju sebagai gubernur Sultra. Niat itu dari hati nurani saya untuk membangun Sultra. Saya ingin ketika masyarakat Sultra mempercayakan saya sebagai gubernur Sultra, tentu saya akan melanjutkan apa yang telah Nur Alam dan Saleh Lasata lakukan. Visi-misi beliau memang masih sangat diinginkan oleh masyarakat untuk dilanjutkan,” ungkapnya, Selasa (23/4).

Saat ini juga kata anggota DPR RI itu, ia telah melakukan beberapa penjajakan kepada partai pendukung dan bakal calon wakil gubernur untuk mendampinginya. Untuk wakilnya, Tina menutup pintu dikotomi daratan atau lautan. Ia tak mencari wakil berdasarkan asal, namun penerimaannya ditengah masyarakat.

Ibu beranak tiga ini mengambil contoh duet Nur Alam dan Salah Lasata yang tidak ditentukan berdasrkan keterwakilan daratan dan kepulauan, namun penerimaan masyarakat. Meski faktanya Nur Alam merupakan representasi daratan dan Saleh Lasata dari kepulauan, tapi masing-masing memiliki penerimaan yang baik di seluruh Sultra.

“Saya kira kalau kriteria daratan dan kepulauan itu, terlalu inklusif. Kita lihat seperti duet pak Nur Alam dan pak Saleh Lasata. Pak Nur Alam walaupun dia dari daratan, tapi di kepulauan juga penerimaannya baik. Begitupula pak Saleh Lasata, dari kepulauan, tapi penerimaannya di daratan juga baik,” katanya.

“Jadi kriteria utamanya bukan dari kepulauan atau daratan, tapi penerimaan masyarakat kepadanya. Bisa saja pasangan saya dari kepulauan atau daratan yang penting penerimaan masyarakat baik. Tidak ada dikotomi daratan atau kepulauan. Inikan dipilih oleh masyarakat Sultra,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan sangat selektif dalam menentukan calon wakil gubernur pendampingnya. Ia tak ingin duet yang lahir dari kesepahaman, berakhir dengan permusuhan. “Saya ingin mencontoh pasangan Nur Alam dan Saleh Lasata (dalam menentukan wakil). Mereka dua periode tetap aman sampai sekarnag masih menjalin silaturahmi, sehingga apa yang menjadi visi dan misi mereka bisa diwujudkan hingga akhir masa jabatan, karena begitu akrabnya. Tidak ada yang terlalu mendominasi,” tukasnya.

Ia mengakui sering mendengar namanya “dijodohkan” dengan beberapa tokoh politik di Sultra sebagai 02. Ia mengatakan hal itu hanya selentingan yang dibangun oleh orang lain. Namun ia kembali menegaskan tekadnya hanya untuk maju sebagai calon gubernur Sultra. “Itukan wacana tim sukses. Sampai hari ini saya adalah calon gubernur, Jadi kalau mau disandingkan katanya saya mau jadi 02, itu tidak. Saya memang niat jadi 01, bukan 02,” tandas Tina Nur Alam.

Sebelumnya, saat Nur Alam memberi pidato di acara Pamitan yang Tertunda, ia menyebut Tina Nur Alam sebagai pelanjut program yang dulu telah ia canangkan. Ia meminta para ibu-ibu untuk memilih Tina Nur Alam di Pilgub, sedangkan bapak-bapak, untuk mengikuti dirinya, memilih Tina Nur Alam. (*)

Editor : Linri Merinda

Please follow and like us:
Pin Share

Komentar