Kematian itu pasti bagi tiap insan di muka bumi. Namun ketika kematian tiba, keluarga yang
ditinggalkan tetap saja tak kuasa menahan sesak di dada. Awan mendung itu yang kini menyelimuti keluarga (Anumerta) Letda Marinir Muhammad Ikbal, S.Tr. Han, setelah almarhum dinyatakan gugur dalam tugas membela negara di Papua, Sabtu (26/3) pukul 17.40 WIT. Dia gugur sebagai Kesuma Bangsa.
Linri Merinda, Kendari
Jasad almarhum Muhammad Ikbal, kini terbujur kaku di peti mati. Dia menjadi korban kebiadaban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang menembaki almarhum bersama 9 rekannya sesama marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
Dari pesan broadcast TNI AL pada pihak keluarga, disertai pula foto almarhum dengan tubuh sangat mengenaskan. Lengan kanannya nyaris putus dan paha kanannya dibalur perban, tampak seperti bekas peluru yang ditembakkan KKB untuk melumpuhkan prajurit TNI AL, kelahiran Anggotoa, 26 November 1994 tersebut.
Bapak dan ibu almarhum, Maris dan Hartini, tak henti-hentinya menangisi kepergian anak bungsu mereka. Maris sang bapak, masih bisa tegar menghadapi kenyataan itu, meski kabut duka tak mampu ia tutupi dari wajahnya. Namun, berbeda dengan istrinya yang terus menerus menangis, mengingat anak kebanggaannya yang telah mengharumkan nama keluarga, telah pergi tuk selamanya. Matanya sembab dan bengkak, bekas tangis yang sejak mendapat kabar duka tersebut. Sesekali ia masih bisa menahan tangis, namun tak berapa lama, airmata kembali luruh di pipinya. Dia bahkan sempat tak sadarkan diri karena tak kuat menghadapi kenyataan.
“Deela Ikbal. Mateito ananggu (Kasihan Ikbal. Anakku sudah meninggal). Ikbal!” katanya dalam bahasa Tolaki, di sela isak tangisnya maghrib kemarin, usai mendapat kabar duka dari Papua, Sabtu (26/3) lalu.
Tangisan pilu itu, sungguh menyayat hati. Ibunda Ikbal, Hartini, terus mengurung diri di kamar, sembari terus menerus menyebut nama anak yang sangat dibanggakannya itu. Antara percaya dan tidak dengan kabar kepergian almarhum, tapi dia juga tak bisa mengabaikan kebenaran kabar yang ia terima. Ikbal telah berpulang, memenuhi panggilan Ilahi.
Komentar