Namun ketika melewati pintu halaman dan masuk ke teras belakang rumah, saya baru paham. Kenny memang penggila tanaman hias. Ruang terbuka di belakang rumahnya dipenuhi puluhan tanaman yang sebagian besar telah dibonsai. Mayoritas dari jenis beringin.
Pada sisi kiri pintu masuk teras rumah, Kenny membuat lanskap taman mini dengan beringin yang telah dibonsai menjadi titik fokusnya. Di sisi kanannya, ia kombinasikan tanaman Walisongo dan beringin jenis Benjamina, Kimeng, Elegan dan Dollar yang telah dibonsai. “Ini Walisongo saya bentuk menyerupai inisial saya,” kata Kenny sambil memperlihatkan batang Walisongo yang menyerupai huruf K.
Di dekat taman itu, terdapat lima pohon beringin bonsai yang ditata berjajar dalam pot memanjang. Tinggi masing-masing pohon sekitar 1,5 meter. Disekitar lima beringin tersebut, Kenny tempatkan beberapa beringin lainnya. Diantaranya ada yang berdiameter batang sekitar 20 sentimeter, ada juga yang sudah berbentuk bonsai dengan tinggi sekitar 60 sentimeter. Bonsai beringin jenis Elegan itu dibentuk melebar dengan kawat yang masih melilit tangkainya. Kawat aluminium itu kata Kenny sengaja dililit untuk membentuk cabang beringin sesuai keinginan. “Tapi pake yang kawat Jepang, kalau kawat Indonesia itu keras, kadang luka tangan kalau mau dibentuk,” katanya.
Namun diantara sekian banyak bonsai beringin, satu bonsai yang terletak di dekat pintu tembok, terlihat mencolok dan menarik perhatian. Bonggol batangnya yang besar seperti terdiri dari beberapa batang beringin yang disatukan. Daunnya dibuat berbentuk kubah yang terbagi menjadi sembilan, mengikuti jumlah cabang yang tumbuh di pohonnya.
Menurut Kenny, beringin tersebut bertipe bonsai taman karena ukurannya yang lumayan besar dan tinggi. Sedangkan bonsai kecil di dekatnya masuk dalam kategori bonsai pot.
Komentar