Kolaka, SATUSULTRA – Pasangan calon bupati Kolaka Amri Jamaluddin dan wakil bupati Husmaluddin kian diunggulkan memenangi Pilkada Kolaka 27 November 2024. Hal itu ditegaskan oleh hasil survei terbaru lembaga survei Sinergi Data Indonesia (SDI).
Hasil survei SDI mendapatkan elektabilitas paslon Amri-Husmaluddin (Beramal) unggul atas paslon Muhammad Jayadin-Deni Germanto Lisan (JADI).
Survei ini dilakukan pada 16 hingga 20 Oktober 2024 dengan sampel responden 440 orang yang tersebar secara proporsional di 12 kecamatan se Kabupaten Kolaka. Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner dan metode acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun Margin of Error (MoE) diperkirakan 4,77 persen.
Direktur SDI, M. Barkah Pattimahu mengungkapkan berdasarkan hasil survei elektabilitas calon bupati, Amri berada di atas Jayadin. “Keterpilihan Amri Jamaluddin mencapai 50,23 persen, sementara Muhammad Jayadin didukung 35,45 persen pemilih. Tersisa 14,32 persen tidak tahu atau tidak jawab,” ujar M. Barkah saat merilis hasil survei di salah satu hotel Kolaka, Senin (28/10).
Sementara hasil survei berpasangan, Amri-Husmaluddin masih tetap unggul di atas paslon Jayadin-Deni. Paslon Beramal memperoleh angka 49,55 persen, sementara JADI 35,68 persen, dan 14,77 tidak tahu atau tidak jawab.
Barkah menjelaskan, tren elektabilitas paslon Beramal mengalami peningkatan dari 47,95 persen pada September menjadi 49,55 persen pada bulan Oktober. Sebaliknya pada rentang waktu yang sama, tren elektabilitas paslon JADI menurun dari 39,32 persen menjadi 35,68 persen. “Pasangan Amri-Husmaluddin unggul hampir di semua segmen,” ujar Barkah.
Menurut SDI, paslon Beramal unggul karena sejumlah variabel. Mulai dari pertimbangan rasional (pemimpin baru), psikologis (parpol) dan sosiologis (agama, etnis). Meski demikian, kata Barkah, hasil survei ini bisa berubah jika terjadi blunder politik dilakukan paslon Beramal atau tim suksesnya. Selain itu, hasil survei juga bisa berubah jika di sisa waktu kampanye paslon JADI mampu menggerakan mesin politik dengan dukungan finansial besar.
“Jika tidak bekerjanya invisible hand di ujung pertarungan dan tidak ada blunder dilakukan oleh tim paslon Amri-Husmaluddin, maka hasil survei ini tidak berubah,” pungkas Barkah. (*)
Editor : Indri
Komentar