Kendari, SATUSULTRA – Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GN-PK) Sultra meminta aparat penegak hukum untuk memeriksa dugaan kecurangan hasil pengumuman seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) PPPK Kabupaten Buton Selatan (Busel) Tahun Anggaran 2023.
Ketua GN-PK Sultra Arimusdi mengindikasikan dugaan kecurangan dalam seleksi penilaian Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) yang tidak transparan sehingga diduga sarat kecurangan.
Arimusdi menilai hasil seleksi diduga hanya berdasarkan subjektifas tim penilai yang berasal dari Dinas Pendidikan dan Dinas BKPSDM Pemerintah Busel tanpa indikator penilaian yang jelas dan objektif.
“Ini aneh, para peserta ini sudah ada sertifikat hasil tesnya mereka, entah siapa yang ubah nilai yang ada ini. Peserta yang mendapatkan nilai CAT terbaik berubah menjadi nilai SKTT terendah sedangkan peserta yang mendapatkan nilai CAT sangat rendah mendapatkan nilai SKTT tertinggi dan sempurna, “ungkapnya saat ditemui , Kamis, (1/7/2024).
Temuan GN-PK, peserta yang sudah mengabdi belasan tahun sebagai guru honorer tidak lulus sedangkan yang baru beberapa bulan dan 1 tahun dinyatakan Lulus.
Atas Surat Pengumuman Akhir Panselda Kab. Buton Selatan Nomor: 18/PANSELDA-CASN/2023 tanggal 22 Desember 2023 kepada Kepala BKN RI selaku Panitia Seleksi Nasional (Panselnas), Kanreg IV BKN Makassar, Menpan RB dan Komisi ASN.
Ari, Sapaan akrab Arimusdi, menawarkan solusi kepada BKPSMD Busel dan BKN RI agar SK pengumuman dan penilaian kelulusan yang berdasarkan Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) agar dibatalkan oleh Panselnas dan dikembalikan kepada penilaian hasil ujian CAT (Computer Assisted Test) lebih jujur, adil, objektif dan transparan.
Selain itu, Ari juga meminta aparat penegak hukum turut memeriksa kebenaran kabar permintaan setoran Rp25 hingga 30 juta oleh makelar, sebagai syarat kelulusan PPPK.
“Kepada BKPSDM Busel harus dipanggil dan diperiksa, agar informasi ini tidak menjadi liar. Lebih-lebih kita harus menjaga nama baik daerah, jangan karena oknum-oknum ini kemudian banyak korban,” tandasnya. (*)
Reporter : Rahmat Butuni
Komentar