SATUSULTRA.COM – Indonesia memiliki banyak keragaman budaya yang rata-rata dibawa dari agama yang berbeda. Seperti contohnya Imlek, salah satu perayaan penting bagi kelompok Tionghoa. Saat perayaan Imlek, banyak hal menarik yang bisa dipelajari. Bukan hanya sekedar makanan, namun kostum tradisional masyarakat Tionghoa pun memiliki nilai sejarah tersendiri.
Baju adat mereka biasanya didominasi oleh warna merah. Lalu, untuk wanita biasanya menggunakan pakaian one-piece set yang cantik dan anggun. Nama baju adat tersebut biasa dikenal dengan Cheongsam. Tapi, ada beberapa juga yang menyebut ini sebagai baju tradisional Qipao. Kenapa bisa beda? Yuk, temukan jawabannya dengan mengenali baju adat Imlek!
Mengenali Baju Adat Cheongsam
Sumber gambar: Unsplash.com
- Sejarah Baju Cheongsam
Baju tradisional ini sudah muncul sejak tahun 1636 silam. Sebenarnya, nama baju ini punya tiga sebutan, yaitu Congsam, Cheongsam, dan Qipao. Tidak ada perbedaan yang khusus, namun kata ‘Qipao’ adalah sebutan yang biasa digunakan di bahasa China Mandarin.
Sedangkan untuk ‘Cheongsam’ adalah sebutan turunan bahasa Inggris dari istilah kanton. Dan, kata ‘Cheongsam’ lebih populer di Indonesia dibandingkan dua sebutan lainnya.
- Model Baju Cheongsam
Cheongsam biasa digunakan oleh wanita dengan model one-piece set atau terusan panjang. Baju ini biasanya bakal ngepas di badan si pemakai sehingga ia mengikuti lekukan bentuk tubuh pemakainya. Pada bagian atasnya terlihat menyerupai kemeja dengan kerah yang menutupi leher.
Sedangkan pada bagian kancing diberi model kancing shanghai yang biasanya mengarah ke kanan. Untuk bagian bawahnya ada belahan agak tinggi agar pemakainya bisa bergerak lebih leluasa.
Berbeda dengan model zaman sekarang, Cheongsam zaman dulu dibuat lebih lebar sehingga tidak memperlihatkan lekukan tubuh pemakainya. Lalu, istilah pakaian adat untuk wanita disebut dengan Qipao, sedangkan untuk pria disebut dengan Changpao.
- Dipopulerkan Oleh Selebriti
Pergeseran model baju dari lebar hingga nge-press mengikuti lekuk tubuh ini ternyata ada campur tangan dari para selebriti China di abad ke-20. Sejak Dinasti Qing runtuh, perkembangan fashion pun ikut berubah menjadi sebuah tanda pertumbuhan perempuan China modern.
Di tahun 1920-an, pakaian adat Cheongsam lebih ekspresif dengan memperlihatkan lekuk tubuh sebagai bentuk kebebasan dan modernitas perempuan China. Selain itu, di tahun tersebut pakaian Cheongsam lebih banyak menggunakan sutera dengan lengan panjang dan motif bunga.
- Setiap Motif Punya Makna Berbeda
Kini, Cheongsam tidak hanya sebatas pada motif bunga saja. Banyak motif menarik yang digambar pada pakaian Cheongsam, seperti Phoenix China, Naga, hingga Burung Bangau. Setiap motif yang tersemat pada Cheongsam ternyata bukan hanya sebagai hiasan saja tetapi ada makna tersembunyi di balik itu semua.
Contohnya, motif Phoenix China melambangkan persatuan pria dan wanita, biasanya dipakai pada saat pernikahan. Lalu, motif Naga punya makna sebagai kekuatan serta keberuntungan. Sedangkan motif Burung Bangau biasanya melambangkan kebahagiaan yang berlipat ganda.
Sekarang akhirnya kita tahu bahwa Cheongsam bukan hanya sekedar pakaian adat biasa. Ada nilai historis yang memuat budaya China. Bahkan, setiap motif, dan perkembangan Cheongsam pun penuh makna dan sejarah tersendiri.
Tentu saja hal ini juga berlaku di Indonesia, karena kita memiliki budaya Tionghoa yang lekat dengan sejarah. Dan tentu saja ada hari perayaan khusus untuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, yaitu Imlek. Sama seperti negara lainnya, Imlek di Indonesia juga lekat akan pakaian adat Cheongsam.
Bagi Anda yang masih belum punya baju Imlek, silakan mempersiapkannya dengan membeli di Blibli. Di sana, terdapat banyak Cheongsam dengan motif menarik dan kualitas terbaik.
Selain itu, harga baju imlek wanita di Blibli juga sangat affordable dengan bonus gratis ongkir ke seluruh Indonesia. Jadi, sebelum Anda kehabisan bajunya, lebih baik checkout Cheongsam sekarang di Blibli, ya. (*/dirman)
Komentar