Kolaka, SATUSULTRA – Sebanyak 50 mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar studi banding di wilayah operasi PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, di kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (14/6/2023).
Para rombongan mahasiswa ini berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang terdiri dari mahasiswa jurusan Akuntansi, Manajemen dan IESP. Mereka didampingi langsung oleh Dekannya, Prof. Dr. H. Arifuddin, SE., M.Si., Ak., CA., ACPA, wakil dekan dan 14 orang dosen pembimbing.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO, Prof. Arifuddin menjelaskan, kegiatan ini merupakan tuntutan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mewajibkan mahasiswa untuk menimba ilmu dilapangan.
“Jadi mahasiswa tidak hanya dibelenggu dengan teori kuliah, tapi juga harus ada penyeimbang dimana penyeimbangnya itu kita membawa mahasiswa turun lapangan. Dan alhamdulillah salah satu program kita adalah kunjungan ke industri dan kita sudah berada disini (ANTAM),” jelas Prof. Arifuddin.
Kata dia, selain sebagai bentuk sinergi kampus dengan dunia usaha, utamanya ANTAM yang selama ini telah menjalin hubungan baik dengan institusi UHO, kunjungan tersebut merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh universitas.
“Dengan adanya kebijakan manteri berupa program Kampus Merdeka, maka mahasiswa tidak hanya di belenggu dengan teori dan mahasiswa juga bisa magang dan itu diakui 20 SKS (Sistem Kredit Semester) selama 3 bulan. Dengan mengikuti program magang ini, mahasiswa bisa menghilangkan 6-7 mata kuliah,” jelasnya.
Menurutnya, para mahasiswa yang mengambil program ini adalah mahasiswa yang beruntung. Karena dari 5.000 mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang memprogramkan mata kuliah ini, hanya 50 orang saja yang bisa terakomodir.
“Rencana kegiatan, hari ini kita akan dibawa berkeliling untuk melihat proses penambangan ANTAM,” imbuhnya.
Sementara itu, Publik Relation Asisten Manager PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka Tadius Raba’ berharap, kunjungan para mahasiswa ini mendapatkan manfaat positif melalui praktik di lapangan nantinya.
Dalam kesempatan itu, Tadius Raba menjelaskan secara singkat sejarah terbentuknya ANTAM di Pomalaa, dimana saat itu perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini awal mulanya didirikan oleh Perusahaan Toraja (Perto) yang kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah menjadi PT Aneka Tambang (ANTAM).
Selain itu, Tadius juga menjelaskan bahwa, dalam melakukan penambang ANTAM menerapkan Good Mining Practice, yaitu sistem pertambangan yang mengikuti dan mentaati aturan serta terencana dengan baik
Sementara terkait pengolahan biji nikel atau ore ANTAM melalui proses yang panjang, dimana material nikel yang masih bercampur dengan tanah dipisahkan dalam pabrik, kemudian diolah menjadi produk feronikel.
“Jadi yang kami jual di luar negeri maupun dalam negeri adalah feronikel,” terang Tadius.
Dia juga mengingatkan bahwa setiap orang yang berkunjung di dalam lingkungan IUP ANTAM, diwajibkan menaati peraturan sesuai Standar Operasi Prosedur yang telah ditetapkan. (rls)
Komentar